
Laki-laki berpawakan tegap. Tubuhnya tinggi menjulang, 183 cm. Wajahnya keras dan berani. Seberani langkahnya yang mantap, siap menerjang gelombang di depannya. Inilah lelaki yang kutafsirkan sebagai lelaki terindah setelah kubaca satu novel karya penulis favoritku, dan favorit kaum "G" tentu saja. 16 Maret. Dia sudah menunggu begitu lama di ruang tamu rumahku. Memandang lukisan-lukisanku yang memang kutujukan untuk dirinya. Alisnya yang lebat dan hidungnya yang mancung sangat dominan, tapi tak sedominan bibirnya yang merah. Seperti mawar yang baru mekar, dan siap untuk diambil sarinya. Aku selesai mengemasi barang-barang, lalu menuju ruang tamu....