Tuhanku….
wajahMu membayang di kota terbakar
dan firmanMU tergaris diatas kuburan yang dangkal..
anak menangis kehilangan bapaknya
tanah sepi kehilangan lelakinya
bukanya benih yang sepi yang disebar di bumi subur ini
tapi bangkai dan wajah mati yang sia sia
apabila malam turun nanti..
sempurnalah sudah warna dosa..
dan mesiu kembali lagi berbicara..
waktu itu… Tuhanku..
perkenankan aku membunuh…
perkenankan aku menusuk sangkurku..
malam dan wajahku adalah satu warna..
doa dan nafasku adalah satu udara..
tak ada lagi pilihan kecuali menyadari
biarpun bersama penyesalan…
apa yang diucapkan oleh bibirku yang terjajah..
sementara kulihat kedua lenganMu
yang capai mendekap bumi yang mengkhianatiMu..
Tuhanku…
erat erat kugenggam senapanku…
perkenankanlah aku.. membunuh…
perkenanlah aju menusuk sangkurku…
(Thanks to : ALLAH SWT, NKRI, Emak, Bapak, Kakak (Nenny & Rosi), Keluarga, dan Kak Adit Setiawan sang Letnan)
Sabtu, 09 Januari 2010
DOA SERDADU SEBELUM PERANG
03.25
Gerry Satya
4 komentar:
Wah..mantap puisinya tapi jangan perang dulu deh..! masih muda, masih banyak yang harus di capai...
Salam hangat & sukses selalu
segala sesuatu yang berlebihan ngga akan baik. itu saja
aduch..............gery puisi qm nyentuh bgt.top bgt dch
ship bgt....
Posting Komentar