Kamis, 17 September 2009

Atas Nama Hati Nurani: Suara dari "Gay-Muslim"


Barangkali anda pernah membuka website Hijrah, sebuah situs untuk homoseks Muslim. Pengelola website ini berpegang pada keyakinan Islam mainstream bahwa kecenderungan homoseks tidak boleh disalurkan. Meskipun begitu, mereka cukup berpandangan “moderat” bahwa prasangka dan diskriminasi yang dialami kaum homoseks harus diakhiri. Mereka juga punya wadah mailing list bernama hijraheuy. Di samping hijraheuy, ada satu lagi mailing list yang mewadahi maksud serupa bernama backtofitrah.

Pengelola website ini juga para homoseks, meskipun mereka lebih suka menyebut dirinya sebagai same sex attraction (SSA). Mereka membedakan istilah “gay” dan “homoseks” atau SSA yang lebih sering dipakai dalam tulisan-tulisan yang dimuat. Istilah gay menurut mereka hanya bisa dilekatkan pada SSA yang melakukan praktik homoseks. Sedangkan SSA adalah terminologi netral yang digunakan untuk menyebut orang yang memiliki kecenderungan seks sejenis. Dengan begitu, mereka menolak disebut gay karena berpendirian bahwa homoseks adalah perbuatan terlarang. Namun, beberapa cerita dalam website itu menunjukkan, mereka bukanlah orang yang benar-benar terasing dari dari praktik homoseksual. Setidaknya pada masa lalu kehidupannya.

Apa saja alasannya hingga para SSA ini beranggapan praktik homoseks adalah perbuatan terlarang? Di samping merujuk pada ayat-ayat Alquran yang secara mainstream dipahami mengharamkan seks sejenis, mereka kebanyakan menunjuk kehidupan masa lalu yang tidak menyenangkan sebagai gay. Kenyataan itu memastikan, sebagian dari mereka tidaklah steril dari praktik seks sejenis.

Haykal, menulis seperti ini di milis hijraheuy : “Terus terang, dulu aku menerima kedaan bahwa diri aku G, karena kalau diri kita tak menerima, siapa lagi yang akan menerima diri kita? tapi penerimaanku bukan penerimaan yang statis, aku terus berusaha untuk memperbaiki diri karena salah satu hal yang membuat aku terus bertahan hidup adalah harapan untuk sembuh dan menjalani hidup secara normal. Bagaimana kita mau sembuh kalau masih berkubang dalam dunia G. Memang hal yang paling sulit dalam kehidupan adalah melupakan masa lalu, kita sadar masa lalu kita buruk, tapi tak bisa diulang dan telah menjadi catatan hitam dalam sejarah kita. Selama aku menjalani dunia g, aku tak mendapat kebahagian yang sebenarnya, hanya kebahagian semu karena tipu daya setan. Hidup tak punya masa depan, oke-lah kita sekarang masih muda, karir oke, tampang keren, tapi aku tidak mau menjalani masa tua nanti hidup dalam kesendirian dan terlupakan seperti Leonardo da Vinci...…” Nang Bond berkomentar begini menanggapi tulisan diatas : “Waduh mas, kisah hidup panjenengan kok sepertinya nyindir saya? memang bener mas, "jeruk kok makan jeruk ya?", tapi enak tho? he... he..... Setuju seratus persen mas, memang di kehidupan yang "beda" tuh butuh energi ekstra,,,, tahan banting,,,,, ketakutan ketahuan orang, begadang. Emang bener kok ... dunia yang panasssssssss.. kata orang panas itu hawa neraka jadi jauhilah yang panas - panas…..”

Ada pula kisah Mr. LSP yang terus terang mengaku terlibat praktik seks sejenis. Menurut ceritanya, sebelum menikah Mr. LSP tidak bernah bergaul dengan para gay, apalagi terlibat hubungan seks. Saat sekolah di luar negeripun ia mampu meredam godaan-godaan itu. Tapi justru setelah pulang ke tanah air Mr. LSP kemudian terlibat perselingkuhan dengan beberapa pria gay. Namun, tidak ada penjelasan mengapa Mr. LSP yang tadinya menjalani kehidupan “normal” tiba-tiba menempuh permainan “panas”. Padahal katanya kehidupan rumahtangganya baik-baik saja.

Saat ini Mr. LSP terlibat dilema yang sulit untuk meninggalkan pergaulan yang “panas” itu. Di akhir kisahnya Mr. LSP memberi pesan : “Please, yang belum terlanjur melakukan kebodohan seperti saya, JANGAN PERNAH MEMULAI. Ini seperti narkoba yang membuat anda kecanduan…..”

Menariknya, beberapa tulisan tidaklah melulu berisi diskusi mengenai praktik homoseks. Ada tulisan yang memberi tips bagaimana cara berhubungan intim dengan istri. Tipsnya tentu saja untuk para gay yang menikah secara heteroseks. Salahsatu tipsnya adalah jangan membayangkan berfantasi dengan cowok saat berhubungan dengan istri, nikmati saja hubungan itu. Karena itu, kita harus benar-benar mood saat berhubungan dengan istri. Sayangnya, si pemberi tips tidak menjelaskan langkah apa yang harus ditempuh selain berfantasi dengan laki-laki.

Meskipun dari beberapa tulisan di mailing list hijraheuy masih ada harapan-harapan untuk sembuh dan kembali normal, kenyataan bahwa homoseks adalah sesuatu yang permanen kelihatannya sudah diterima. Mungkin karena mereka sendiri adalah homoseks dan merasakan sendiri bahwa kecenderungan itu tidak bisa hilang meskipun sudah menikah. Namun, sifat permanen tidak bisa dijadikan alasan untuk menerima praktik homoseks. Demikian penjelasan yang diberikan.

Mereka yang aktif di mailing list hijraheuy dan menulis untuk websitenya kebanyakan sudah menikah secara heteroseks. Kenyataan ini perlu juga dicermati. Tentu saja mereka berpretensi mempertahankan pilihannya dan keharusan menjauhkan diri terhadap praktik homoseksual adalah suatu kewajiban.

Bagaimana pendapat mereka dengan berkembangkan penafsiran baru yang lebih mengakomodasi kalangan homoseks? Semperty di website Hijrah menulis : “Dulu, saya selalu mencari-cari penafsiran baru untuk membenarkan perilaku saya. Tapi saya lalu menyadari bahwa itu semua adalah pembenaran belaka untuk menyalurkan syahwat….”
Pendapat Semperty lebih merujuk pada pengalamannya sendiri daripada mengritisi berkembangkan penafsiran baru terhadap isu homoseksualitas. Soal masa lalu yang tidak menyenangkan sebagai gay lagi-lagi menjadi rujukan. Barangkali dunia gay yang dilakoni Semperty di masa lalu memang hanya berurusan soal syahwat.

Muzammil Siddiqi lewat tulisannya di website Hijrah bukan hanya menolak penafsiran baru, tapi juga menolak mendiskusikannya. Berikut petikan tulisannya : “Normalnya, kaum muslim merasa benci membuat masalah ini menjadi suatu topik diskusi karena kita tahu bahwa kadangkala setan akan menyebar selama diskusi. Ketika orang mendengar suatu perbuatan yang salah dan berdosa diucapkan berulang-ulang, mereka menjadi terbiasa dengannya dan kemudian secara perlahan perbuatan dosa itu kehilangan bobotnya dalam pikiran dan jiwa mereka….”

Di sini saya ingin mengajak anda merenungkan komentar Noeg dalam tulisannya di website Hijrah berjudul: “Pilihan yang Tidak Populer”. Tulisan Noeg diakhiri dengan pertanyaan : Beranikah anda mengikuti hati nurani dan mengambil pilihan yang tidak populer?

Sampai saat ini sangat sedikit orang yang berani memberi pernyataan tentang orientasi homoseks. Pernyataan Noeg menarik karena menjalani kehidupan gay dianggapnya sebagai sesuatu yang populer. Padahal faktanya lebih banyak orang mengikuti kehidupan seperti dirinya, menikah dan menjalani kehidupan “baik-baik”. Sebenarnya, mana sih pilihan yang lebih populer?
(posted by : arul _ http://arul1980.blogspot.com/2004/12/atas-nama-hati-nurani-suara-dari-gay.html)

5 komentar:

Rosi Atmaja mengatakan...

Kebenaran itu pahit. meski nafsu qt menolaknya. tapi itulah jalan keselamatan. Perjuangan seseorang mencari jati diri patut dihargai, dihormmati, namun lebih indah lagi bila titik akhir nantinya bermuara pd ketundukan pd Kalamullah

sebuah perjalanan panjang mengatakan...

alangkah pahitnya hidupku ini... terlahir sebagai gay dari keluarga miskin pula... semua serba tidak bisa kulakukan dengan alasan DISKRIMINASI oleh teman teman lain apalagi ini zaman sudah sangat canggih.aku tambah ketinggalan... apalagi yang aku punya TIDAK ADA... rasanya akulah manusia yang paling tertinggal didunia ini.. tanpa harta, teman, cinta dan semuanya untung untung aku masih punya agama.

Anonim mengatakan...

hidup di dunia hanya untuk sementara,,,,,
namun kita tidak bisa memperkirakan ke-sementaraan itu,,,
ditakdirkan hidup seperti itu tentulah sangat menyiksa,,, tapi Tuhan selalu menciptakan setiap makhluk2 nya dengan pemikiran dan melalui proses yang sangat matang, benarkah kesemuannya ini diciptakan menjadi sebuah rencana tuhan???
Dia Maha Besar dan Maha Bijaksana...

upincyber mengatakan...

tapi kalo menurut pengamatan, dan setelah saya baca dari hijraheuy tersebut mereka itu beda dengan homosex, memang mereka ada ketertarikan dengan sesama jenis, tapi mereka ingin sembuh dari itu, makanya web tersebut mungkin diberi nama hijrah,
mohon maaf bila ada salah.

upincyber mengatakan...

tapi kalo menurut pengamatan, dan setelah saya baca dari hijraheuy tersebut mereka itu beda dengan homosex, memang mereka ada ketertarikan dengan sesama jenis, tapi mereka ingin sembuh dari itu, makanya web tersebut mungkin diberi nama hijrah,
mohon maaf bila ada salah.

 
Powered by Blogger